Proyek Senilai Rp701 miliar di Wajo Tersandera Banyak Masalah

  • Bagikan
"Masalah yang paling besar kita hadapi 18,15 Ha tanah belum diukur yang merupakan persawahan warga. Sementara kita rencanakan awal pengisian waduk saat musim kemarau menuju musim hujan sekitar April mendatang," sebutnya. Rencana awal pengisian waduk itu dilakukan dengan empat tahap. Tahap pertama dari elevasi dasar sungai +20.00 sampai +35.00, kedua dari elevasi +35.00 sampai +50.50, ketiga elevasi +50.50 turun ke +35.00, keempat elevasi +35.00 ke puncak muka air normal +50.50. "Jadi kalau 18,15 Ha sawah warga belum dibebaskan sampai rencana awal pengisian waduk. Maka sawah itu akan tenggelam. Ini yang sangat kita takutkan, bisa menimbulkan permasalahan besar dengan masyarakat," terangnya. Begitu juga dengan aset tersebut. Yakin, pasar paselloreng, kantor desa paselloreng, tanah bangunan pustu paselloreng, tanah bangunan pendidikan SDN 197 dan SDN 238, saran olahraga sepakbola dan tempat ibadah masjid. "Kita ingin secepatnya sekolah itu dirobohkan. Semoga Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) segera merelokasikan murid sekolah itu. Apalagi titik tersebut sudah dibebaskan," pintanya. Iskandar berharap Bupati Wajo Amran Mahmud ikut berperan mengatasi semua masalah dihadapinya itu. Sebab awal pengisian waduk harus dilakukan sebelum masa kontrak Bendungan Paselloreng berakhir per 1 Juli 2019 mendatang. "Bendungan Paselloreng memiliki banyak PR. Kita harapkan ini dihadapi bersama-sama. Utamanya membutuhkan sentuhan Pak Bupati Wajo," harapnya. (man)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan