Syafruddin Juga Diminta Jadi MWA di Universitas Indonesia

Dia menjelaskan secara singkat perjalanan Unhas selama ini, termasuk dinamika antara ketiga organ utama, yaitu Rektor, Senat Akademik, dan Majelis Wali Amanat.
“Kami berharap, sinergi yang sudah berjalan sangat baik dan harmonis selama ini dapat terus dipertahankan pada masa-masa mendatang. Apalagi, ketiga anggota MWA yang berasal dari elemen tokoh masyarakat, yaitu Pak Syaf, Pak Sofyan Wanandi, dan Pak Chairul Tanjung, adalah tokoh-tokoh yang tidak diragukan lagi jejaring nasional dan internasionalnya,” ujar Prof Dwia.
Dalam ceramahnya, Pak Syaf membuka dengan kisah pengalamannya tentang Unhas. “Saya dulu ketika lulus SMA, mendaftar di Unhas. Tapi tidak lulus. Kemudian saya ikut seleksi Akabri dan lulus menjadi yang terbaik. Saya tidak tahu ini yang salah Unhas atau Akabri yah,” kata Pak Syaf yang disambut tawa hadirin.
“Tetapi begitulah garis hidup. Gagal masuk Unhas, akhirnya saya kembali ke Unhas sebagai Ketua MWA.”
Pak Syaf mengawali ceramahnya dengan mengutip buku Homo Deus: A Brief History of Tomorrow karya penulis muda Yuvah Noah Harari.
Dalam buku itu, kata Pak Syaf, Harari menguraikan tiga masalah besar yang dihadapi negara-negara di dunia, yaitu kelaparan, wabah penyakit, dan perang.
Belajar dari pengalaman negara-negara di dunia, kata Pak Syaf, kita akhirnya mengetahui bahwa sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi adalah jawaban dari berbagai persoalan dunia.
“Bangsa Indonesia saat ini menghadapi dua tantangan atau isu besar, yaitu revolusi industri 4.0 dan bonus demografi. Kedua isu strategis ini perlu dikelola dengan baik, sebagai jaminan bagi bangsa Indonesia untuk mampu meraih keemasan pada tahun 2045,” kata Pak Syaf.