Debat Isu Pemerintahan, Jokowi Lanjutkan Reformasi, Prabowo Terbuka Dikritik

  • Bagikan
"Tentu butuh waktu. Tapi, sebetulnya bujet yang pernah dialokasikan jauh lebih dari cukup. Lebih dari cukup untuk membuat KTP itu betul-betul berfungsi maksimal," ucapnya. Menurut Sudirman, program KTP-el memiliki tujuan yang bagus. Namun, dalam pelaksanaannya, pengadaan KTP-el justru memunculkan praktik korupsi. Karena itu, diperlukan pembenahan dari sisi manajemen dan SDM agar KTP-el bisa berfungsi optimal. "Sebetulnya desainnya sudah sangat bagus, ada cip di dalamnya dan memuat seluruh data yang dibutuhkan. Ini tinggal pelaksanaannya diurus oleh orang-orang yang baik, yang amanah. Jangan dikorupsi," ujar mantan menteri ESDM itu. Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Viva Yoga Mauladi menambahkan, pemerintahan Prabowo-Sandi juga akan memaksimalkan peran sebagai abdi negara. Dalam arti, siapa pun yang menjabat bersama Prabowo-Sandi harus siap menerima kritik. "Pemerintahan Prabowo-Sandi ke depan adalah yang kuat, bersih, berwibawa, dan bisa dikritik," ungkapnya. Menurut Viva, jika ada masalah terkait tata kelola pemerintahan, Prabowo-Sandi siap melakukan evaluasi. Bila ada kritik dan koreksi dari masyarakat maupun kelompok intelektual, Prabowo-Sandi akan siap menerima. "Kami tidak akan melakukan intimidasi kepada pengkritik. Esensi pemerintahan itu, selain dari, oleh, dan untuk rakyat, juga harus dimiliki rakyat," tegasnya. (jp)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan