Waspada, Sering Menggunakan Gadget Picu Kerusakan Saraf Tepi

FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Penggunaan gadget atau gawai saat ini menjadi kebutuhan krusial masyarakat. Bagaimana tidak, gadget mempermudah masyarakat dalam berkomunikasi, mencari informasi, berbelanja kebutuhan, hingga transportasi dalam genggaman semata.
Hal ini didukung data dari Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII) 2017 yang menyatakan bahwa jumlah pengguna internet mencapai 143 juta atau hampir 55% dari penduduk Indonesia yang berjumlah 262 juta jiwa.
Tingginya intensitas penggunaan gawai dapat memperluas risiko terkena gejala neuropati terhadap masyarakat produktif dan dapat berisiko fatal apabila tidak ditangani segera dengan benar.
"Aktivitas dengan gerakan berulang dapat menjadi faktor risiko neuropati, termasuk penggunaan gawai terlalu lama," kata dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI Pusat pada temu media Neurobion di Menteng, Jakarta, Rabu (27/3).
Neuropati atau kondisi gangguan dan kerusakan saraf ditandai dengan gejala seperti kesemutan, kebas, dan kram. Lebih dari 50% masyarakat melakukan aktivitas dan gaya hidup sehari-hari yang berisiko neuropati.
Kerusakan saraf tepi ini mempengaruhi kualitas hidup, mengurangi kemampuan kita dalam beraktivitas dan mencapai hasil yang maksimal. Kerusakan pada saraf tepi juga dapat menyebabkan gangguan sensorik, motorik dan penurunan kualitas hidup pasien.
"Bagian tubuh pengguna gawai yang berisiko terkena neuropati adalah jari tangan karena dapat menyerang saraf tangan dan menyebabkan kesemutan atau kebas hingga rasa nyeri yang menetap," jelas dr. Manfaluthy Hakim.