TKN: Pelayanan Publik Berbasis Dilan Tutup Celah Korupsi

FAJAR.CO.ID--Nama "Dilan" tiba-tiba muncul dalam debat keempat calon presiden yang digelar beberapa waktu lalu. Adalah calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) yang memunculkan tokoh dalam novel karya Pidi Baiq tersebut. Namun, Dilan yang dimaksud Jokowi hanyalah istilah digital melayani, yakni sebuah program di bidang pemerintahan yang diusungnya.
"Di bidang pemerintahan, diperlukan program Dilan, digital melayani," kata Jokowi saat memaparkan visi dan misi di awal debat.
Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Milenial Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Lathifa Al Anshori mengatakan, istilah Dilan (digital melayani) yang dipakai capres nomo urut 01 ini sangat tepat. Karena di era teknologi yang menuntut segalanya serba cepat dan efisien.
"Pelayanan publik saat ini ya memang harus berbasis elektronik agar efisien dan menutup celah korupsi. Tugas itu ya memang berat, jadi biar "Dilan" saja," ujar Lathifa, Senin (1/4).
Dalam debat yang disiarkan langsung sejumlah televisi swasta itu, Jokowi mengatakan guna mewujudkan program Dilan, akan menggagas reformasi pelayanan publik berbasis elektronik jika terpilih untuk periode kedua.
Selain itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut juga mengusulkan penyederhanaan kelembagaan pemerintahan. Jokowi juga menginginkan penajaman fungsi lembaga kenegaraan yang sudah ada.
"Yang ketiga, peningkatan kualitas SDM (sumber daya manusia) aparatur. Yang keempat reformasi tata kelola," katanya. Adapun debat Capres keempat membahas empat tema, yakni ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, serta hubungan internasional. (jp)