Berebut Sulsel dalam Pilpres Bharatayudha

Seorang kawan perwira tinggi bahkan menyebut, bagi kalangan TNI/Polri belumlah sempurna dan teruji kepemimpinannya jika selama karir dinasnya belum pernah bertugas di Sulawesi Selatan. Dari tanah ini, seorang prajurit moncer meraih bintang dipundak tetapi jika gagal segera rontok sendiri ditengah jalan apalagi menghadapi kaum aktivisnya. Jika Jawa adalah koentji, maka Makassar adalah jalan meraih kunci itu.
Tidak mengherankan jika dalam konteks pilpres, paslon Probowo Sandi menggempur habis-habisan wilayah ini untuk dimenangkan, demikian halnya dengan Presiden petahana, pasangan Jokowi Maruf. Silih berganti kedua paslon capres berlomba berdatangan untuk menaklukkan hati rakyat Sulawesi Selatan.
Berebut Gengsi
Penduduk Sulawesi Selatan sekitar 8.8 juta jiwa dan daftar pemilih tetap (DPT/DPTb) tercatat sekitar 6 jutaan dengan jumlah TPS hanya 26 ribuan. Bila dibandingkan dengan penduduk DPT Jawa Barat yang berjumlah 32.6 juta, Jawa Tengah sebesar 27.4 juta dan Jawa Timur sebanyak 30.5 juta sangat jauh berbeda.
Memenangkan suara di ketiga provinsi diatas dalam pilpres sejatinya sudah menang dan game over. Total DPT ketiganya berjumlah 89.5 juta dari DPT nasional sebanyak 192 juta. Artinya 46 persen sudah ditangan dan hanya menambah satu provinsi saja, pasangan capres tertentu sudah memenangkan pertarungan pilpres 2019.
Mengapa capres memburu kemenangan di Sulsel ?, sekali lagi jawabannya adalah soal prestise dan kebanggaan. Capres akan merasa kemenangan di Sulsel merupakan pertaruhan wibawa, kehormatan dan menunjukkan kelas kemampuan politik yang dimiliki sang capres bertarung digelanggang para ayam jago.