Pemilu yang Memilukan

Perjalanan memilih pemimpin negara telah berlangsung beberapa periode. Sebagai warga bangsa yang besar populasinya di dunia, kita menginginkan suasana yang aman dan tentram serta dilandasi kejujuran dan keterbukaan. Jangan sampai dinodai oleh ketamakan untuk berkuasa dengan melakukan cara-cara yang buruk.
Pemilu selalu dikaitkan dengan pesta, artinya kita semua merasa aman dan nyaman dengan acara tersebut. Jangan sampai terjadi pesta ini diiringi kondisi ketidaknyamanan akibat tekanan-tekanan tertentu.
Pasangan yang berkontestasi berharap bahwa pasangannyalah yang akan memenangi ‘perhelatan akbar’ kali ini.
Dari sejumlah safari kampanye pasangan capres sudah terlihat dengan kasat mata.
Berbagai spekulasi dilontarkan oleh masing-masing pasangan capres keyakinan akan kemenangan. Berbagai cara dilakukan bersama tim pemenangannya untuk meraih suara pemilih.
Apabila kita mengikuti perbincangan di media sosial, betapa ‘riuh’ komentar yang ada. Masing-masing pendukung saling menyerang dengan menggunakan kata kata atau kalimat serta gambar-gambar yang kurang pantas.
Masing-masing kehidupam masa lampau pasangan capres diungkap secara vulgar tanpa kendali. Dunia maya kita penuh dengan informasi yang saling menyudutkan dan sekaligus menghakimi.
Partisipasi media elektronik dalam hal ini dunia penyiaran menyajikan dialog dan debat yang membuat suasana ‘memanas’. Dua kubu yang menampilkan masing-masing jago debatnya terlihat kemampuannya. Ada yang jago ‘debat kusir’, namun ada juga yang memang terlihat jago dalam berargumentasi.