Pemilu yang Memilukan

Beberapa waktu lalu pernah ramai diberitakan adanya ciutan mantan Kapolsek tentang perintah memilih calon tertentu dalam pilpres. Sang Kapolsek katanya mendapat perintah Kapolres. Namun tidak lama berselang, sang mantan Kapolsek menarik ucapan yang pernah dilontarkannya. Rupanya sang Kapolsek telah berbohong kepada seluruh rakyat Indonesia.
Selain itu telah ‘merusak’ institusi tempatnya mengabdi selama puluhan tahun. Ataukah sang Kapolsek mendapat ‘tekanan’ dari institusinya ? Entahlah. Sikap ksatria telah hilang dari perilaku sang Kapolsek. Mungkin perilaku sang Kapolsek dapat disejajarkan dengan hoaks yang telah dilakukan Ratna Sarumpaet. Artinya, sang Kapolsek mesti dilakukan pemeriksaan seterang-terangnya dan sejelas-jelasnya.
Keberpihakan aparat dalam mendukung capres tertentu telah ‘merusak’ prinsip-prinsip benar, adil, jujur, transparan, dan bertanggung jawab.
Ketidakjujuran dalam melaksanakan pemilu akan menghasilkan pemimpin yang buruk. Jika sang pemimpin dimunculkan karena perilaku buruk penyelengara, maka hasilnya tetap akan buruk bagi bangsa dan negara.
Pemilu yang demikian akan menyebabkan kepiluan masyarakat dan bangsa secara berkepanjangan. Mari kita jaga agar pemilu berjalan bersih tanpa noda. (*)