Ujian Dadakan, Peserta Bimtek Literasi Jadi Ketagihan

Para peserta terlihat bahagia dan ceria. Meskipun saat penilaian ada kelompok yang selesai melakukan presentasi hingga dini hari, namun tidak mengurangi semangat mereka. Jeda waktu istirahat digunakan para peserta untuk beribadah, melakukan dialog, menikmati kudapan, curah pendapat dan pikiran, swafoto, berkenalan, bersinergi, berkolaborasi, dan bertukar informasi tentang literasi dengan sesama peserta. Uniknya, beberapa peserta menawarkan buku hasil karya mereka dan kalung mutiara. Usai acara, ada yang masih intensif berdialektika dan mengobrol santai di pinggir kolam renang hingga larut malam.
Dadakan sehingga Ketagihan
Menariknya, “ujian” yang sering dilakukan secara mendadak membuat peserta menjadi “ketagihan”. Maksudnya, para peserta menjadi lebih bersemangat di dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Terlebih lagi, ada beberapa cenderamata khas dari Gol A Gong sebagai stimulus. Beberapa menit tantangan membuat puisi kontemporer, pantun nasihat, dan Haiku usai dibacakan, seorang peserta langsung memberikan kertasnya kepada panitia. Ia berhasil mendapatkan topi merah dari Singapura sebagai hadiahnya.
Tanggapan
Tanggapan dan komentar positif bermunculan dari kegiatan ini. “Acara ini sangat bagus digelar untuk memberikan pembekalan standar di ranah literasi baca-tulis bagi penggiat literasi (sekolah, masyarakat, penyuluh bahasa) untuk berkiprah di daerah masing-masing. Namun menurut saya, yang lebih penting dari kegiatan pemberian materi itu adalah terjalinnya jejaring literasi di antara peserta dan munculnya kolaborasi kegiatan sekembali di daerah masing-masing. Acara Bimtek lebih kepada wadah para penggiat literasi untuk berinteraksi dan menetapkan kerja-kerja bersama yang akan dilakukan untuk membangun daerah. Langkah awalnya adalah melalui kegiatan bersama antara penggiat dan Balai Bahasa.