Pilpres di Era ‘Pasca Kebenaran’

  • Bagikan
Era ‘pasca-kebenaran’ Drama saling klaim kemenangan dalam Pilpres 2019 ini menunjukkan bahwa saat ini kita memasuki era Post-Truth (Pasca Kebenaran). Pemikir Perancis, J.A. Liorente (2017), mengurai bahwa Era ‘Pasca Kebenaran’ merupakan iklim sosial politik dimana obyektivitas dan rasionalitas membiarkan emosi atau hasrat memihak ke keyakinan meskipun sebetulnya fakta menunjukkan hal yang berbeda. Dalam pandangan Haryatmoko (2019), ada beberapa kebaruan era ‘Pasca Kebenaran’ dibandingkan dengan kebohongan yang sudah lama dipraktikkan dalam politik. Pertama, luasnya akses informasi berkat digitalisasi komunikasi. Kedua, masyarakat bisa membuat informasi sendiri melalui media sosial. Ketiga, demokratisasi media dan jurnalisme warga mengompensasi ketidakpuasan masyarakat terhadap informasi media massa dan kekecewaan terhadap politik. Keempat, masyarakat lebih rentan menerima informasi yang keliru karena berkembang komunitas-komunitas se-ideologi dan memiliki keyakinan yang sama. Hal itu tampak dengan mudahnya orang membuat grup-grup virtual berbasis SARA, seperti Grup Whats App, atau face book. Kelima, teknologi telah mengacaukan kebenaran, karena viral dianggap lebih penting daripada kualitas informasi dan etika, Keenam, kebenaran tidak lagi difalsifikasi atau dibantah, tetapi kebenaran menjadi nomor dua. Orang bahkan tidak lagi menggunakan istilah kebohongan, melainkan bermain semantik: kebenaran altrernatif, fakta alternatif, dan hoax. Sebagai instrumen persuasi, ‘Pasca Kebenaran’ merupakan bentuk rekayasa informasi agar orang bingung dalam menafsirkan realitas dan skeptis terhadap kebenaran. Selain itu, era ‘Pasca Kebenaran’ merupakan manajemen taktik konspirasi dengan membangkitkan kecurigaan dan permusuhan di antara kelompok-kelompok masyarakat. Strategi ‘Pasca Kebenaran’ juga menciptakan mitos-mitos politik. Keempat, pembenaran argumen politikus bahwa adanya kerusuhan sebagai konsekuensi logis dari seruan mereka yang tak didengar.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan