Malapetaka Tambang di Bumi Nusantara

  • Bagikan
Sehingga, pengoperasian PLTU menjadi sesuatu yang mengundang pro dan kontra netizen. Tidak hanya sampai disitu, film tersebut tenyata lebih kepada mengungkap dan menampilkan sisi-sisi kelam yang ternyata menghiasi proses perjalanan aktivitas PLTU. Film yang diprakarsai gabungan beberapa jurnalis dan videographer ini mengangkat topik terkait dampak yang ditimbulkan. Sederet fakta-fakta terkait pelaksanaan peraturan pemerintah terhadap warga sekitar yang terdampak juga diungkapkan dalam Film tersebut. Mulai dari lokasi penambangan batu bara di kawasan Kutai, Kalimantan Timur. Tempat di mana para petani transmigran yang telah menempati lokasi sejak era Orde Baru. Kini harus pasrah menanggung kerusakan lahan yang ditenggarai disebabkan oleh aktivitas tambang. Selain polusi udara, krisis air bersih, dan kerusakan bangunan, aktivitas tambang yang bersebelahan dengan pemukiman warga juga meninggalkan lubang galian yang menelan korban jiwa. Dalam kurun waktu 2011-2018, tercatat sebanyak 32 korban tenggelam dalam lubang galian tambang. Sedikitnya terdapat sekitar 3500 lubang galian di Kalimantan Timur. Terkait tindakan reklamasi yang kerap disinggung kepada pemerintah, hasilnya di lapangan tidak seperti yang digembar-gemborkan. Dampak tersebut juga menelan kerusakan ekosistem di perairan Karimun Jawa. Batu bara dari Kalimantan Timur kemudian diangkut dengan menggunakan kapal tongkang ke beberapa kawasan, termasuk Jawa dan Bali. Dalam perjalanannya, kapal pengangkut batu bara kerap kali melewati kawasan Karimun Jawa, yang merupakan kawasan Taman Nasional. “Mereka selalu lalu-lalang setiap minggu berdekatan dengan tempat kami, sehingga ekosistem terumbu karang terganggu.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan