Pendidikan Sulsel dalam Catatan Statistik

Pencanangan program wajib belajar dan pendidikan gratis merupakan salah satu upaya pemerintah yang cukup signifikan memengaruhi kuantitas dan kualitas pendidikan. Tingkat partisipasi sekolah yang diwakili oleh Angka Partisipasi Sekolah (APS) menunjukkan hasil positif. Tahun 2018, tercatat APS untuk penduduk usia SD dan SLTP cukup menggembirakan dengan nilai diatas 95 persen, meskipun untuk jenjang SMA/SMK hanya sekitar 71 persen. Kesenjangan ini bisa terjadi mengingat program wajib belajar baru dirilis tahun 2013.
Pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan jenjang SMA/SMK, serta tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan menengah masih terus diupayakan. Ukuran capaian kualitas pendidikan berikutnya dapat dilihat dari kemampuan Rata-rata lama sekolah (RLS), yang didefinisikan sebagai rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk dalam menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani (Inkesra BPS, 2018). Tahun 2018, RLS Sulsel sebesar 8,02tahun, yang berarti secara rata-rata, penduduk di Sulsel baru mampu menempuh pendidikan hingga kelas 2 SMP.Secara Nasional, angka RLS Sulsel berada di peringkat 22 dari 35 provinsi di Indonesia.
Fenomena ini perlu menjadi perhatian mengingat indikator RLS merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan manusia dari aspek pendidikan. Senada dengan hal tersebut, Survei Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang dilakukan BPS mencatat hanya sekitar 35 persen penduduk Sulsel diatas 15 tahun yang mempunyai ijazah tertinggi pada jenjang SMA, Diploma, dan Sarjana. Sementara sebagian besar sisanya berstatus tamatan SD, SMP dan tidak mempunyai ijazah. Meskipun demikian, perkembangan data pendidikan masih menunjukan arah perkembangan yang positif. Indikasinya, terjadi pergeseran persentase lulusan antar jenjang.