ASN Terima THR 24 Mei, Honorer K2 Tersiksa Batin

  • Bagikan
Meski begitu Titi dan rekan-rekannya sesama honorer K2, tidak patah arang. Berbagai cara dilakukan untuk merayakan lebaran mubarok. Seperti kerja sambilan jadi buruh bangunan, sales, jualan kue dan baju. Tidak sedikit pula yang memilih ngutang. Semuanya dilakukan demi rendang, opor ayam, dan ketupat lebaran.
"Memang sih agak memaksakan diri tapi siapa sih yang enggak ingin saat lebaran tampil beda. Apalagi masyarakat itu enggak tahu kalau kami ini honorer. Tahunya mereka kami PNS. Masa lebaran kasih ikan teri, sayur asem, sama nasi?," tuturnya.
Saat mau lebaran begini, dari awal bulan Ramadan banyak honorer yang sudah peras keringat agar mendapatkan penghasilan tambahan, minimal buat beli baju anak-anak dan sekadar beli daging ayam buat lebaran. Titi hanya bisa mengelus dada melihat kehidupan honorer K2 di Jakarta dan Surabaya. Walaupun sama-sama honorer tapi, honorer K2 di dua daerah itu lebih sejahtera. Titi dan rekan-rekannya di daerah lain hanya digaji Rp300 ribu per bulan yang dirapel per triwulan. Sedangkan honorer di dua kota tersebut menerima gaji setara UMR. Titi selalu mewanti-wanti honorer K2 DKI dan Surabaya untuk selalu bersyukur, karena lebih diperhatikan daerahnya walaupun tidak sebanding PNS. Minimal selalu ada harapan dapat rezeki menjelang lebaran. Daripada honorer K2 daerah lain bayarannya tiga bulan sekali. Kalau dihitung tiap bulan masih nombok untuk transport.
"Namun ya sudahlah. Ini sudah jalan yang digariskan Allah. Ya saya kembalikan lagi semuanya ke Allah. Barangkali menjadi honorer ini salah satu jalan untuk memudahkan nanti di akhirat menuju surganya Allah. Daripada mengeluh terus dan dipikir yang ada hanya kecewa terluka dan sakit hati. Serahkan dan pasrahkan saja pada Allah pasti semuanya akan beres nantinya," tuturnya.
Nur Baiti, koordinator PHK2I DKI Jakarta, punya cerita berbeda dengan Titi. Guru honorer DKI ini harus berjuang sendiri untuk kedua anaknya. Alhasil gaji maupun sedikit THR yang diterima dirasakan pas-pasan. Tidak berlebihan, tidak kurang.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan