Selain itu, Marquez juga tak mau mengambil risiko. Apabila dia menggeber motornya untuk bisa menyalip Petrucci, kejadian yang tak diinginkan mungkin tercipta. Dalam hal ini, dia memilih bermain aman dengan tetap berada di posisi kedua.
Gagal di Awal, 4 Pelatih Ini Dirumorkan Bakal Dipecat
Logikanya, dengan berada di posisi kedua dan Petrucci yang juara, poin Marquez dan Dovizioso masih berjarak cukup aman. Kini, Marquez di puncak dengan 115 poin, sedangkan Dovizioso berada di posisi kedua dengan 103 poin. Petrucci sendiri meski juara di Mugello baru mengoleksi 82 poin.
Dengan masih menyisakan 13 seri lagi, dibutuhkan strategi yang pas untuk bisa mempertahankan posisi puncak. Tak perlu harus juara asal poin dengan pesaing masih bisa dijaga.
“Saat saya melihat Petrucci berada di posisi pertama, kemudian saya kedua, dan Dovizioso di posisi ketiga (pada tikungan pertama lap terakhir), saya memutuskan untuk tak mencoba menyalip Petrucci. Saya pilih bertahan di posisi kedua,” ungkap Marquez seperti dilansir Crash.
“Saya tak mau mengambil risiko. Ketika saya berusaha menyalip dan tiba-tiba motor saya melebar di lintasan, bisa jadi Dovizioso yang akan memenangi balapan. Andai itu terjadi, tentu posisi saya di klasemen akan mengkhawatirkan,” imbuh The Baby Alien – julukan Marquez.
Marquez menambahkan, “Dengan alasan itu, saya pilih bertahan di belakang Petrucci. Saya hanya berusaha untuk tetap menjaga jarak dengan Dovizioso di belakang saya”.
Yordania vs Indonesia: Tanpa Lilipaly, Ini Andalan McMenemy
Kesabaran Marquez tetap bertahan di posisi kedua memang membuahkan hasil gemilang. Meski tidak juara, selisih poin dengan Dovizioso melebar menjadi 12 angka dari 8. Itu karena dia bisa “menahan” Dovizioso tetap berada di posisi ketiga dan bisa “menahan” nafsunya untuk menyalip Petrucci. Karena, dia tidak ingin risiko buruk terjadi.