Mengembalikan Sulsel sebagai Lumbung Sapi Potong

  • Bagikan
Untuk mengurangi impor ini, pemerintah telah mencanangkan program Gertak Berahi dan Inseminasi serta Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB, 2017-2019), dengan harapan terjadi peningkatan populasi sapi ‎dan kerbau Indonesia sebanyak 18,2 juta ekor tahun 2019 meningkat tahun 2016 menjadi 33 juta ekor. Namun keberhasilan UPSUS SIWAB di Provinsi Sulawesi Selatan, masih belum memenuhi harapan , realissi masih dibawah target. Data tahun 2018 menunjukkan realisasi induk bunting hanya 33.456 ekor atau 56,59 persen dari target induk bunting 60.00 ekor dan buntinghasil kawin alam 24 020 ekor sehingga total kebuntingan sejumlah 57.976 ekor per tahun . Rendahnya angka kebuntingan disebabkan penetapan target akseptor betina, induk yang di IB, dan induk bunting sangat rendah bila dibanding jumlah betina produktif 750.000 ekor betina (35 persen dari total populasi sapi). Beberapa strategi yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah Sulawesi antara lain: (1), Program Upsus Siwab yang dicanangkan oleh Pemerintah Pusat perlu ditingkatkan kinerjanya, terutama target yang ditetapkan dan realisasi pelaksanaanya., (2). Penyuluhan dan pendampingan peternak untuk mengubah cara berpikir dari pelihara ternak sebagai usaha tabungan keluarga menjadi berorientasi busines. Pengalaman penulis melaksanakan pendampingan sistem perbibitan Sapi Bali berbasis peternakan rakyat di kabupaten Barru, dapat menghasilkan bibit sapi sesuai Standar Nasional Indonesia dan meningkatkan harga sapi bibit betina tinggi pundak 105 cm yang asalnya haga Rp5 juta menjadi Rp7,5 juta. (3) Mencegah dan mengurangi pemotongan betina produktif dan penerapan bioteknologi reproduksi pada program Upsus Siwab seperti sinkronisasi berahi.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan