Pilihan Diksi

  • Bagikan
Olehnya itu, sebaiknya menjadi pemimpin tidak hanya berdasarkan modal prestasi leadership dan bekal branding personal dan branding image. Pemimpin yang handal perlu juga memiliki kecerdasan berpidato dan kecerdasan menghadapi para wartawan ketika di mintai komentar terhadap isu strategis yang cenderung “nakal”. Pilihlah diksi cerdas dan bijak serta menginspirasi sehingga hukum besi khalayak tidak memukul balik pemimpin (dihukum oleh publik). Akhirnya, saya ingin mengutip naskah etika jika ada atasan ingin memberhentikan dengan cara bahasa yang halus (eufimisme) bukan dengan diksi penghinaan (sarkasme). Pemimpin tersebut dapat mengatakan sebagai berikut : “dari hasil pengamatan dan pertimbangan yang matang, Saya menyarankan kepada Anda mencari kesibukan lain atau ada posisi yang paling tepat. Maka dari itu, terimalah dengan baik hati. Dan, Saya menyampaikan terima kasih dan kerja samanya selama ini. Wassalam. (*)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan