Pemilu dan Idulfitri

  • Bagikan
Idulfitri dalam konsepsi syariat, sesungguhnya merupakan ajang silaturahim sekaligus momentum untuk saling memaafkan yang ditandai dengan saling kunjung sembari menikmati beragam panganan khas Idulfitri yang diramu dan tersaji secara gratis dalam setiap keluarga muslim. Demikian pula Pemilu dalam konteks politik dan hukum ketatanegaraan, pada hakikatnya merupakan ajang penguatan pilar kebangsaan yang ditandai dengan penyajian menu parpol yang beragam program dan platform untuk diuji tingkat elektabilitasnya. Perbedaan pilihan politik, tidak seharusnya kita saling berbenturan dalam friksi dan konfrontasi, tetapi justru merupakan rahmat yang harus disyukuri untuk memupuk kebhinekatunggalikaan kita. Pada akhirnya kita memahami bahwa substansi dasar kehadiran Idulfitri adalah momentum peningkatan keimanan dan ketaqwaan yang diukur dari amal saleh dan mardhotillah sesuai dengan Q.S. Al-Hujurat ayat 17 memastikan bahwa kemuliaan yang disandang oleh seorang muslim bukanlah pada tumpukan materi dan kedudukan tetapi bertumpu pada kualitas ketaqwaan. Sebaliknya substansi dasar Pemilu momentum meningkatkan derajat kenegarawanan kita yang sering pupus akibat arogansi , egoisme primordialisme sempit dan ekstrem. (*)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan