Era Milenial dan Literasi Pancasila

  • Bagikan
Transnasionalisme itu pula, kian memantapkan bukti-bukti teori globalisasi. Antropolog India, Arjun Appadurai membentangkan sebuah perspektif tentang bagaimana globalisasi bekerja. Menurutnya, arus besar dunia itu hadir dalam bentuk ethnoscape, financescape, technoscape, mediascape, dan ideascape. Dua poin terakhir menjadi penting diketengahkan, tentang bagaimana media dan ide-ide bergerak ke berbagai penjuru mata angin. Menciptakan gejala dan fenomena-fenomema baru dalam sebuah masyarakat bangsa. Entah hal itu benar-benar baru, atau hanya merupakan hasil perjumpaan kebudayaan yang melahirkan jenis lain yang hibrid. Kini, di era revolusi industri 4.0, dunia digital menciptakan lanskap baru dalam aras kebudayaan dan peradaban umat manusia. Di era digital, dengan kreativitas yang dimilikinya, anak muda berperan sangat penting dalam menggerakkan lalu lintas informasi dan begitu aktif mengampanyekan ide-ide lewat konten-konten kreatif di media sosial. Sayangnya, tak sedikit konten-konten yang beredar, sarat dengan ajakan menuju ekslusifisme dan sektarianisme. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi ikhtiar pengarus-utamaan narasi Pancasila lewat perangkat-perangkat digital, khususnya media sosial. Olehnya, literasi Pancasila dan gerakan mainstreaming ide-ide kebangsaan dari para begawan-begawan republik harus pula dihadirkan secara kreatif, mempertimbangkan minat dan antusiasme generasi muda, dibingkai secara kreatif dan dikemas secara menarik. Mengikuti tren perkembangan budaya di kalangan anak muda.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan