Literasi Keluarga Melawan Narkoba

Bermula dari logika berpikir demikian, kasus narkoba bisa menjadi lebih mudah dan efektif dalam hal tindakan pencegahan dengan jalan memulai pembangunan dan pengembangan keterampilan literasi dari tengah-tengah keluarga. Literasi dalam keluarga ibarat akar pohon. Dengan literasi, karakter anak bisa dibentuk, kemampuan berpikir kritis anak bisa dibangun, serta kecerdasan kognitif, apektif, dan psikomotorik anak bisa berkembang dengan baik.
Kemendikbud (2017) telah mencanangkan Gerakan Literasi Nasional sebagai bagian dari implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015, dan menempatkan literasi keluarga sebagai bagian dari GLN tersebut selain literasi sekolah dan literasi masyarakat. Dengan memahami urgensi dan eksistensi literasi dalam keluarga, maka pekerjaan mencegah anak-anak dan remaja dari bahaya penyalahgunaan narkoba bisa dilakukan oleh siapapun. Sebab keluarga merupakan lingkungan sosial terkecil namun memiliki ruang belajar yang sangat besar dan luas. Penguatan dan pemodelan akan banyak dilakukan di dalam keluarga.
Keluarga literat mampu mengembangkan literasi baca tulis dengan menyediakan bahan bacaan yang memadai bagi anak, baik secara daring maupun luring, utamanya referensi tentang pengenalan narkoba dan bahayanya. Selain itu, juga mampu mengoptimalisasi dan mengendalikan pemanfaatan teknologi digital bagi anak sebagai bagian dari literasi digital. Pertama, mengoptimalisasi pemanfaatan teknologi dengan jalan mengajarkan sisi positif dunia digital.