Memoles Potensi Desa Wisata Sulsel

  • Bagikan
Seiring perkembangan teknologi, segala keterbatasan di desa mulai teratasi. Perkembangan internet, membuat kita bisa mempromosikan dan menjual produk wisata ke end user langsung. Biaya sosialisasi dan pemasaran terpangkas. Informasi bisa menyebar luas dalam hitungan detik. Terlebih minat konsumen wisata yang didominasi kaum milenial, yang sering menggaungkan slogan ‘kurang piknik’ sangat haus akan spot-spot menarik untuk berswafoto. Lokasi wisata sangat mudah diviralkan. Sepanjang itu unik dan dan dikemas apik. Meski tantangan lain untuk mengembangkan desa wisata ialah bencana alam, yang bisa datang kapan saja. Sehingga diperlukan upaya/ mitigasi bencana alam. Dengan adanya desa wisata, maka akan menarik pertumbuhan sektor ekonomi lain yang terkait dengan pariwisata, seperti hotel/wisma dan restoran, angkutan, industri kerajinan, industri kreatif, kuliner, dan sebagainya yang diharap berbasis pemberdayaan komunitas lokal. Ini harus menjadi komitmen bersama antara pemerintah setempat, stakeholder, dan masyarakat sekitarnya. Melalui multiplier effect ini, desa wisata diharap mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui infrastrukturnya dan penciptaan lapangan kerja. Sehingga aset kekayaan alam, budaya, dan SDM-nya dapat terpelihara baik. (*)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan