Buah Hati, Khuldi, dan Simalakama

  • Bagikan
Pohon lain yang bisa ditempati berguru adalah cendana. Jika kisah Keluarga Cemara adalah cerita fiktif, maka keluarga cendana yang pernah digelarkan kepada keluarga Presiden Soeharto adalah kisah nyata. Sayangnya, kisah nyata itu harus menemui ending  bersama lengsernya kepala keluarga cendana tersebut sebagai kepala negara. Dulu setiap mendengar kata keluarga cendana, maka  yang akan muncul di kepala adalah sebuah istana bahkan mungkin miniatur surga yang bukan hanya    menjanjikan keteduhan tapi juga kemewahan.Namun  kemewahan dan keserbaadaan tak bisa menjamin bahwa wangi yang keluar dari keluarga itu adalah aroma cendana. Angin bahkan badai berupa kabar miring tentang penghuni keluarga sering menghantam  keluarga cendana, lalu berembuslah aroma yang bukan aroma cendana dari keluarga mantan penguasa negeri selama 32 tahun itu. Penulis tak ingin menyimpulkan bahwa keluarga cendana yang tak lagi mengeluarkan aroma rempah dan cendana karena tak ada pendidikan ataupun keteladanan di dalamnya. Bukan! Penulis hanya ingin memberikan gambaran bahwa kemewahan tak menjamin ketenangan sebuah keluarga. Keluarga yang tenang, akan membuat buahnya terjatuh tak jauh dari pohonnya, tak akan terbawa badai, apalagi terempas dan hancur menghantam bumi. Tapi tengoklah keluarga kebanyakan sekarang! Gadget, HP, laptop, play station, hingga home theater, semua ada dalam keluarga. Semua demi anak, katanya.  Jika tujuannya agar  anaktak lagi keluar rumah atau agar anak tenang di dalam rumah, maka barang-barang yang belum ada di tahun 80-an itu akan menjadi buah khuldi di dalam keluarga.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan