
Era Soeharto Pilih Menteri Tak Ribet

Dia menilai konsistensi Pak Harto itulah yang membuat orkestrasi kabinet berjalan sesuai keinginan, terutama dalam menggenjot pembangunan di Tanah Air. Artinya, kata Arbi, akan berbeda ceritanya jika Soeharto sembarangan memilih menteri. Arbi melihat pemerintahan Soeharto paling stabil sepanjang sejarah Indonesia.
Sementara, Pengamat politik sekaligus CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali, menyebutkan terdapat tiga nama menteri yang pantas masuk kembali pada jajaran kabinet baru Presiden Joko Widodo. “Saya melihat beberapa orang punya prestasi yang bagus membantu presiden pada kabinet, dan seharusnya bisa dilanjutkan ke periode berikutnya,” kata Hasanuddin.
Pertama yakni Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Sejak pertama menjabat ia mulai berakselerasi, terutama soal menekan jumlah pencurian ikan di teritorial laut Indonesia.
Kedua, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, yang selama periode jabatanya di Kabinet Kerja pertama, ia dianggap mampu menjaga kondisi fiskal dan defisit anggaran.
[caption id="attachment_488946" align="alignnone" width="620"]
Presiden Soeharto berbincang dengan Try Soetrisno, Wapres RI[/caption]
Ketiga, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dia dinilai berhasil merealisasikan misi pemerintahan Presiden Jokowi periode pertama yang fokus terhadap pembangunan infrastruktur.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai empat menteri ekonomi wajib diganti dan tidak layak dipertahankan. Keempat menteri ekonomi itu menurut dia adalah menteri perdagangan, menteri koordinator perekonomian, menteri perindustrian, dan menteri BUMN.
