“Tentunya ini akan membuat sistem kelistrikan semakin handal dan efisien,” tuturnya.
Adapun keseluruhan pembangkit yang baru dioperasikan ini dapat mengaliri listrik sekitar 286.000 kepala keluarga pelanggan listrik 900 VA. Beroperasinya pembangkit listrik di Nusa Tenggara ini berpotensi mengurangi biaya pokok produksi kurang lebih Rp 18,02 Miliar perbulan dibandingkan jika menggunakan PLTD.
Amnesti Baiq Nuril, Anggota DPR: Setujuuu!
Pelayanan Baik, Razilu : Lapas Makassar Bisa Meraih WBK
Turis Arab Larang Warga Lokal Mandi di Pantai Bali
Khusus di NTB, hingga bulan Juni 2019, rasio elektrifikasi telah mencapai 97,9 persen. Beroperasinya infrastruktur-infrastruktur kelistrikan baru ini dapat meningkatkan rasio elektrifikasi mencapai 99 persen di akhir tahun 2019. Kehadiran infrastruktur kelistrikan juga diharapkan dapat mendorong munculnya bisnis dan industri di Pulau Sumbawa.
Sementara untuk di NTT hingga Juni 2019, rasio elektrifikasi telah mencapai 72 persen dan ditargetkan dapat mencapai 90 persen pada akhir tahun 2019.
“Kita harus sepakati akhir tahun 2019 untuk NTB mencapai 99 persen. PLN terus bekerja keras, tentu dibantu Pemerintah Daerah,” tukasnya.
Sementara itu, Plt Direktur Utama PLN, Djoko Rahardjo Abu Manan optimistis rasio elektrifikasi di NTB dan NTT akan mencapai target yang telah ditentukan. “Kami terus bekerja dan optimis bisa mencapai target. Untuk NTB mencapai 99 persen dan NTT 90 persen untuk RE di tahun 2019,” ucapnya.
Kelewat Cantik, Caleg DPD Evi Apita Maya Digugat ke MK