Sosok-sosok Pelestari Karya Maestro (2-selesai)

  • Bagikan
"Di sana lah saya banyak belajar tentang musik Barat, notasinya, alat-alat musik seperti piano. Itu semakin menguatkan jiwa tradisional dengam combine (kombinasikan) apa yang saya punya. Pola-pola ritmik yang saya bangun juga semakin kuat," papar alumni S2 Pengkajian Seni Pertunjukan Universitas Gajah Mada ini. Ia benar-benar menjiwai seni tradisional lewat kecapi tersebut. Selama ini, kecapi-kecapinya merupakan pemberian langsung para pembuatnya di berbagai daerah. Seumpama ada harapan yang ditiupkan dalam setiap tarikan dawai pemberian kecapi itu. Unggahan-unggahannya di Youtube dianggapnya sebagai peluang untuk menghidupkan kecapi di kalangan generasi muda. Apalagi, animo masyarakat terhadap kesenian tradisional ternyata belum mati. Hanya butuh inovasi dan kreativitas untuk memperkenalkannya secara luas. "Target awal saya juga sebenarnya ingin membuat media pembelajaran bagi guru-guru Muatan Lokal terkait Seni Budaya. Banyak yang bukan berasal dari background seni. Jadi, mereka bisa belajar langsung melalui media video yang bebas diakses siapa saja," papar lelaki yang telah menciptakan 30 lagu ini. Lagu-lagunya memang sudah menggema hingga kancah internasional. Ia kerap tampil di berbagai pentas dunia seperti di Inggris, Thailand, atau Vietnam. Biasanya, ia diiringi beberapa penyanyi yang dibinanya melalui komunitas paduan suara Pitch Choir. Bagi Agus, pengalaman paling mengesankan adalah tampil di tengah-tengah penyanyinya yang membawakan lagu ciptaannya dengan diiringi musik kecapi darinya. (*/rif-zuk)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan