“Tabe Punggawa, Saya Kira Sudah Pantas Meneteskan Air Mata Untukmu”

Ketika pak Ichsan YL melihat kejadian itu, beliau menoleh dan bicara agak keras kepada kelompok yang sedang bersedih itu, dan berkata :
_"heiii...kita ini petarung, dalam bertarung, kalah menang itu biasa...hapus itu air matamu, belum pantas pada situasi seperti ini kita meneteskan air mata..."_
Saya terhenyak, sebuah sikap _gentle_, karakter yang kukuh dan integritas yang tinggi secara utuh ditunjukkan pak Ichsan YL...
Kalah tapi tidak patah, tidak mengeluh, dan tidak menghasut.
Namun, kemarin di depan Liang lahatmu, pada penghormatan terakhir untukmu, dalam balutan kehilangan yang nyata atas kepergianmu...
tabe, Punggawa, saya kira sudah pantas untuk meneteskan air mata untukmu, karena ada rasa ngilu yang tiba-tiba hinggap...
Engkau memang pantas dikenang, Punggawa..!
Alfatihah, aamiin...
Ulla', Mks, 2/7/'19.