Meski baru dua bulan terjun ke dunia malam, pelanggan remaja berusia 16 tahun asal Banjarbaru ini cukup banyak.
Melati mengaku bekerja sendirian. Tidak ada yang membantu mencarikan pelanggan. Dia lebih memilih 'menjajakan diri' langsung kepada pelanggan, karena tidak mau ribut dengan PSK senior.
Dia bahkan sedikit menjauhi aplikasi online. "Pengalaman teman-teman, bisa terlacak oleh petugas," kata gadis belia ini.
Dengan penghasilannya itu, Melati sudah bisa menyewa rumah sendiri di kawasan Banjarmasin Selatan. Meski berukuran kecil, tapi bisa melindunginya dari panas matahari dan dinginnya malam.
“Ya uangnya bisa bayar sewa rumah Rp400 ribu sebulan, ditambah air sama listrik sekitar Rp600 ribu. Sisanya lagi, dibelikan untuk kebutuhan hidup sehari-hari serta pakaian, dan sebagian lagi ditabung,” ucap gadis belia itu.
Dalam sehari, dia hanya melayani tamu 1-2 orang. Tarif yang dipatoknya sekitar Rp150 ribu-Rp200 ribu. Sebenarnya, lelaki hidung belang yang minta ditemani bisa lebih. “Tapi kalau lebih dari itu, capek,” ucapnya santai.
Apakah tidak takut terjangkit penyakit kelamin atau HIV/AIDS? Melati mengaku selalu meminta tamu agar menggunakan alat kontrasepsi. Ini aturannya sendiri. Dia tidak mau terjangkit penyakit kelamin.
Toh, selama ini dirinya tidak pernah menemui pelanggan yang berbuat aneh-aneh. “Saya sudah pernah memeriksa kesehatan, dan aman,” ucapnya.
Ditanya sampai kapan akan menjalani profesi sebagai PSK? Melati hanya menggelengkan kepala, kapan dirinya berhenti. “Enggak tahu kapan,” ucapnya. Tatapan matanya menerawang.