
Ibu Kota Republik Indonesia Pindah, Intip 4 Negara Ini

Sebelumnya, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa rencana pemindahan ibu kota sudah digagas sejak lama, bahkan sejak era presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno.
Terkait munculnya banyak pertanyaan mengapa harus pindah, Presiden Jokowi memberikan sejumlah alasan perlunya pemindahan ibu kota. Pertama, menurut presiden, beban Jakarta saat ini sudah terlalu berat sebagai pusat pemerintahan, pusat bisnis, pusat keuangan, pusat perdagangan, dan pusat jasa. Selain itu ada airport (bandar udara) dan pelabuhan laut yang terbesar di Indonesia.
Kedua, beban Pulau Jawa yang semakin berat dengan penduduk sudah 150 juta atau 54 persen dari total penduduk Indonesia dan 58 persen PDB ekonomi Indonesia itu ada di Pulau Jawa, dan Pulau Jawa sebagai sumber ketahanan pangan.
“Beban ini akan semakin berat bila ibu kota pemerintahan pindahnya tetap di Pulau Jawa,” ujar Presiden Jokowi.
Presiden menegaskan, tidak bisa terus-menerus membiarkan beban Jakarta dan beban Pulau Jawa yang semakin berat dalam hal kepadatan penduduk, kemacetan lalu lintas yang sudah telanjur parah, dan polusi udara dan air yang harus segera ditangani.
Terkait perpindahan ibu kota Republik Indonesia, diketahui bukan hanya Indonesia yang bakal melakukannya. Beberapa Negara lain bahkan sudah melakukan hal yang sama.
1. Kazakhstan
[caption id="attachment_498566" align="alignnone" width="670"]
Bangunan yang identik dengan Ibu Kota Kazhakstan, Khan Shatyr (Advantour)[/caption]
Negara yang pernah melakukan perpindahan ibu kota, dikutip dari BBC, adalah Kazakhstan. Pada 1997, Presiden Nursultan Nazarbayev memutuskan untuk memindahkan ibu kota dari Almaty ke Astana atau dulunya dikenal dengan Aqmola.
