Pengembang Setop Rumah Bersubsidi

  • Bagikan
Bukan tidak mungkin, katanya, ia akan memilih opsi untuk menghentikan pengembangan proyek, kalau belum ada kepastian kuota subsidi. "Tidak bisa closing artinya income tertahan. Sementara kredit konstruksi mau dibayar tiap bulan plus bunganya," jelasnya. Kendati demikian, stakeholder DPD REI Sulsel itu masih bisa bertahan sementara waktu. Cashflow-nya sejauh ini masih terbantu oleh tanda jadi dari calon user. "Itu dipakai untuk operasional seperti tukang. Pemerintah harus berikan atensi terkait masalah ini. Kalau pengembang hentikan pembangunan, artinya tukang-tukang itu kehilangan pekerjaan," bebernya. Target Susut Sementara itu, Ketua DPD REI Sulsel, M Sadiq, mengaku, sejak Juni lalu, realisasi dari target 25 ribu unit hunian, separuhnya telah tercapai. Namun, tidak semua subsidi. Sekitar 70-80 persen subsidi. "Sisanya hunian komersial," sebutnya. Namun, setelah kuota subsidi habis, bos Zarindah Group itu menjelaskan, terjadi stagnasi jualan hunian bersubsidi. "Kalau pun ada yang closing itu hanya beberapa unit saja per pengembang," jelasnya. Ia menjelaskan bahwa kalau situasi ini terus berlanjut tak ada kepastian, maka ia yakin target REI tahun ini pun susah tercapai. (*)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan