Tren Co-Working Space Anak Milenial, Kerja Kasual Tak Perlu di Kantor

  • Bagikan
Toh, kantor terbaik adalah tempat paling nyaman menyesap kopi atau sekadar menyandarkan bahu. Ide-ide kreatif bisa muncul dari tempat kerja kasual semacam itu. Tak perlu membuat sekat-sekat kubikel yang dijejali ratusan dokumen. "Kalau Sabtu dan Minggu (libur kerja kantoran), saya banyak habiskan di luar rumah. Sayangnya, saya terkadang kurang nyaman berada di coffee shop karena terlalu berisik dan agak heboh. Makanya, lebih pilih co-working space," ujarnya kepada FAJAR, Senin, 2 September. Menurutnya, kenyamanan bagi para pekerja urban seperti dirinya adalah hal paling penting. Mereka butuh ketenangan sekaligus suasana yang benar-benar segar. Gerak-geriknya di co-working space juga tak terbatas. Apalagi, pekerjaan sampingannya juga tak butuh kantor yang benar-benar resmi. Gaya bekerja kaum milenial itu yang ikut memengaruhi transisi kebiasaan masyarakat perkotaan. Berbagai tempat yang menyediakan co-working space sudah tumbuh subur di kota Makassar. Tentu saja, masing-masing punya keunikan tersendiri yang ditawarkan bagi anak-anak muda maupun pekerja kelas atas. Working space juga tak melulu hanya diperuntukkan bagi pekerja non-kantoran. Perusahaan juga bisa memanfaatkan ruang-ruang atau space untuk meeting dalam acara tertentu. Itu lantaran, masing-masing pemilik working space juga menyisipkan tempat dengan ruang-ruang meeting atau pertemuan khusus. Konsep menyediakan kantor bagi pekerja dengan kantor tak tetap sudah lama diterapkan perusahaan seperti Regus. Penyedia ruang kantor ini berada di gedung perkantoran Graha Pena Makassar.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan