Sering Mewarnai Rambut, Ternyata Bahaya

Kondisi penyakit serius yang diderita Chen diketahui dua bulan lalu, sejak dia menaki tangga di rumahnya. Saat itu dia merasa sangat lelah dan langsung tidur setelah sampai kamar. Namun saat suaminya melihat kondisi Chen, dia sadar bahwa kulit istrinya berwarna kuning, bahkan pupil matanya ikut menguning.
Mereka-pun segera pergi ke rumah sakit dan tes menunjukkan bahwa dia memiliki kadar bilirubin (senyawa pigmen berwarna kuning) dalam jumlah yang sangat besar.
Dokter menemukan bahwa hati Chen sedang dalam stadium lanjut. Sontak dokter yang menangani langsung mencari tahu penyebab penyakit serius tersebut. Dalam pemeriksaan lebih lanjut, Chen tidak memiliki masalah dalam alkohol, bahkan riwayat medisnya tidak menunjukkan obat yang bisa merusak hatinya.
Setelah mendengar rutin mewarnai rambut setiap bulan dan telah berlangsung selama 10 tahun, dokter menetapkan bahwa bahan kimia dalam pewarna itulah yang bertanggung jawab atas sirosisnya.
Setelah lebih dari 20 hari pengobatan, kesehatan Chen telah meningkat pesat. Namun dokter mengatakan bahwa beberapa kerusakan pada livernya (hati) tidak dapat diobati, yang meningkatkan risiko terkena kanker.
Dr. Fu Lijuan, selaku direktur Departemen Penyakit Dalam untuk Penyakit Menular, mengatakan bahwa kebanyakan pewarna rambut mengandung puluhan bahan kimia, beberapa di antaranya sangat beracun bagi tubuh manusia, seperti nitrobenzene dan anilin. Zat ini mudah diserap melalui kulit kepala.
Dr Fu menyarankan agar tidak mewarnai rambut dengan alasan kesehatan. Tapi jika harus melakukannya, Fu menyarankan agar menggunakan pewarna alami. Atau jika ingin menggunakan pewarna rambut kimia, Fu mengklaim bahwa sebaiknya digunakan dalam jangka waktu enam bulan sekali. (FIN)