Di Parit London

  • Bagikan
Ia memang harus gentleman --kebanggaan sikap orang Inggris. Partainya kalah suara. Banyak pembelotan. Dan ia sendiri memang tidak setuju dengan BoJo --soal pembekuan itu. Yang ia anggap telah membunuh demokrasi. Ada juga anggota DPR yang tidak 'Inggris'. Mereka adalah pendukung BoJo garis keras. Mereka tidak mau menyalami Bercow. Tidak mau menjabat tangannya. Mereka pulang begitu saja. Pulang no deal. Begitu pengunduran diri Bercow diucapkan, malam sudah larut. Udara London 14 derajat. Di luar, hujan rinai. Banyak anggota DPR belum mau pulang. Pembekuan parlemen pun sudah berlaku. Sejak jam zero hundred tadi. Maksud saya jam 00.00 tadi.
Ketua KPK Tanpa Voting, Sudah Kesepakatan Terbanyak Jadi Ketua Lima Capim KPK, Firli Bahuri Ketua KPK Baru Buka Penjaringan Balon Bupati Maros, 12 Orang Daftar Di PDIP Di GIIAS, PLN Ajak Pengunjung Nikmati Sensasi Electrifying Lifestyle lham Akbar Habibie : Sampai Wafat Pun Dikuburkan di Sebelah Ibu
Mereka yang berasal dari dapil-dapil Skotlandia berdiri. Mulailah mereka menyanyikan lagu nasional Skotlandia: Flower of Scotland. Maksudnya: Skotlandia bisa pisah dari Inggris bila Brexit dipaksakan dengan no deal. Anggota DPR dari Wales melakukan hal yang sama: mengumandangkan lagu nasional Wales, Bread of Heaven. Demikian juga yang dari Irlandia Utara. Anggota DPR dari Partai Buruh tidak mau kalah. Mereka memperlihatkan kirinya. Para oposan itu mengalunkan lagu revolusi yang heroik: The Red Flag. Lewat tengah malam itu, gedung parlemen Inggris menjadi sangat emosional --tapi sendu.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan