Perjalanan Susi bukan tanpa konflik. Sebagai seorang keturunan Tionghoa yang lahir di Indonesia, status kewarganegaraan Susi masih tidak jelas, padahal nama Indonesia telah dikibarkannya di mata dunia. Adegan klimaks di film ini, saat Susi tampil pada konfrensi pers dibuat penuh emosi dan menggetarkan.
Debut pertama Sim F sebagai sutradara, patut di apresiasi. Tidaklah mudah membuat film biopic menjadi menarik dan enak ditonton. Banyak sutradara yang gagal mengangkat film biografi. Namun di tangan Sim F, film “Susi Susansi: Love All” menjadi istimewa.
Konflik konflik yang berdatangan dalam hidup Susi cukup mengaduk emosi penonton, kisah romantis Susi Susanti dan Alan Budikusuma pun disajikan dengan tidak berlebihan.
Sim F juga berhasil menciptakan ketegangan pada adegan-adegan pertandingan dengan penuh emosi, juga suasana vintage Jakarta dan Tasikmalaya di era 1980-1990an.

Hampir semua pemeran bermain bagus, dengan porsi yang tepat. Sebagai Susi Susansi, Laura Basuki bermain gemilang dan sangat total, juga Dion Wiyoko yang memerankan Alan Budikusuma, keduanya mampu membuat chemistry yang kuat.
Siapkan tisu saat adegan lagu Indonesia Raya dikumandangkan ketika Susi mandapat medali emas di Olimpade Barcelona. Haru, menggetarkan, dan akan membangkitkan kembali rasa cinta pada tanah air. Ajaklah keluarga Anda untuk menonton film ini, karena Anda akan merasakan hubungan antara ayah, ibu dan anak yang begitu hangat..(*)