"Saat ini, berbagai jenis informasi hoaks juga muncul dalam beragam bentuk, baik teks, foto maupun video yang bertujuan mengelabui publik. Biasanya sekedar lelucon, atau bahkan untuk kepentingan politik dan ekonomi," sebut Nurdin.
Menurutnya, akibat dinamika itu tak sedikit publik yang terjebak dalam situasi karena mempercayai informasi palsu ini, karena seolah-olah memang benar. Parahnya, terkadang media pun ikut mendistribusikan informasi tersebut melalui pemberitaan. Sehingga, sangat jelas melakukan mis-informasi yang disampaikan ke masyarakat luas.
Kondisi itu sebutnya, kini semakin memprihatinkan akibat rendahnya skill dan minimnya pemahaman tentang bentuk kejahatan informasi publik tersebut, dengan segala kepentingan pihak penyebar isu hoaks.
"AJI Makassar ingin ikut berkontribusi, guna memproteksi masyarakat dari paparan berita palsu di internet. Selain itu, juga untuk mencegah kejahatan digital dunia maya. Sehingga, kami mencoba mengedukasi mahasiswa, akademisi serta membekali jurnalis, dengan tehnik mendeteksi informasi hoaks," jelasnya. (ism/fajar)