Namun bukan berarti tidak ada dampaknya. Wisnu mengatakan, masalahnya ada pada shipper dan jasa pengurusan.
Kemudian, consignee (importir) dan perusahaan pelayaran harus diawasi.
"Paling banyak masalah di wilayah Timur Indonesia, pengiriman barang sangat padat," bebernya. (*)