Fakta-fakta di Balik Rumah Bersepuh “Emas” di Palu

  • Bagikan

Bangunan ini --seperti yang diungkap sang pemilik-- belum sepenuhnya rampung. Mulai dibangun pada 2005, lalu ditinggali pada 2015. Hingga saat ini pun bangunan belum benar-benar rampung.

Di bagian atap dan samping kiri kanan masih berberdiri kerangka skafolding. Saban hari para buruh bangunan yang umumnya didatangkan dari Pulau Jawa terus merampungkan bangunan di lantai dua.

Walau demikian, tak menghilangkan kesan mewah bangunan yang menurut beberapa sumber biaya pembangunannya sudah mendekati Rp100 miliar itu.
Hasyim sendiri mengelak saat ditanya anggaran yang sudah dihabiskan untuk istananya itu.

Saat ini akses utama masih menggunakan pintu belakang. Saat masuk, tamu langsung disuguhi dinding-dinding kokoh di kanan kiri dengan dominasi warna kuning mengilap.

Tamu harus menyusuri labirin sepanjang 15 meter untuk tiba di pintu berikutnya. Saat masuk, pandangan terantuk pada ruang makan yang besar plus meja makan oval yang bisa menampung 10 - 15 orang. Kursi-kursi mewah berukir mengitari meja kayu panjang itu.

Di sinilah Hasyim dan Anita bersama anak-anak dan cucunya menikmati makan keluarga. Tepat di atas meja, menjuntai lampu hias superbesar. Ratusan kristal menempel bersama bohlam mungil membuat suasana ruang makan itu mirip interior bangunan di film-film Aladin.

Tak jauh dari meja makan, berdiri tangga naik selebar 1,5 meter. Inilah akses utama menuju lantai dua, tempat kamar tidur utama, Hasyim dan istrinya. Bisa dibayangkan bagaimana mewahnya kamar tidur, bath-up, kaca rias dan ornamen di kamar utama ini.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan