Belum lagi dengan adanya sebuah kebijakan mengenai "full day school" yang dirilis Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017, yaitu belajar secara penuh dengan waktu selama 8 Jam, yang dapat membuat seorang siswa terframing melupakan dunia realitasnya. Waktu luang untuk berinteraksi di lingkungan sosial dan keluarganya terbatasi, sehingga tak sedikit dari mereka menjadi seorang individualis.
Masyarakat didoktrin oleh suatu sistem yang tidak terlihat (invisible hand) secara global, yang di sebut sebagai hegemoni sosial kapitalisme pendidikan. Nalar dan ktitik pun akan di bungkam dengan menerapkan berbagai aturan.

Penyeragaman dan berbagai kompetisi antara satu dengan yang lainnya, di terapkan guna menyambut dunia industri, sehingga nantinya manusia dituntut memasuki zaman modern khususnya menjadi buruh kaum kelas pekerja.Layaknya seperti pabrik, manusia dicetak bagaikan robot yang siap menjalankan roda sistem kapitalis industri.
Anggapan seseorang yang bekerja sebagai freelance, katanya bebas tanpa seorang bos, namun hal tersebut terjewantahkan, sebab anda juga wajib bekerja sesuai aturan yang ada, misalnya anda seorang youtuber, atau dapat penghasilan dari google. Anda tidak serta merta mendapat imbalan begitu saja, kalian juga wajib mengikuti aturan raksasa teknologi itu.
Tidak ada yang lepas dari cengkraman korporasi raksasa dunia, khususnya diwilayah teknologi saat ini, sebab yang mengatur tatanan pasar ekonomi adalah mereka yang berkuasa, baik secara modal maupun kekuatan politik.

Pernakah anda berfikir apa konsekuensi menjadi seorang yang cerdas? Bukan hanya orang bodoh yang mendapat konsekuensi, tapi orang cerdas pun juga. Lho kok bisa ?