
Beban masyarakat tahun depan makin berat. Subsidi dikurangi, bahkan sebagian dicabut.
FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Tahun depan, kemungkinan besar kuota bahan bakar minyak (BBM) subsidi akan dikurangi. Sebagaimana tahun ini, kuotanya menurun dibandingkan 2018. Sementara masyarakat pengguna bisa dipastikan meningkat. Termasuk untuk kelas bawah.
Di sektor energi, selama ini masyarakat yang tinggal di perumahan tipe 36 dan 40, juga akan merasakan beban tambahan dengan dicabutnya subsidi listrik 900 VA. Padahal, sebagian besar kelompok ini merupakan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Artinya, sebagai pekerja, gaji mereka telah terdistribusi pas-pasan setiap tahun. Kredit kepemilikan rumah (KPR) paling banyak menyedot upah mereka. Sehingga, dengan dicabutnya subsidi listrik 900 VA, akan membuat pengeluaran mereka bertambah.
Di bidang kesehatan, kenaikan iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) via Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, akan paling memberi dampak besar bagi pengeluaran rumah tangga. Terutama mereka yang tak terkover Penerima Bantuan Iuran (PBI) oleh pemerintah dan posisi mereka merupakan kelas bawah.
Jika diakumulasi, maka beban rakyat akan meningkat pesat tahun depan. Padahal, 2020 juga menjadi tahun menakutkan soal kemungkinan terjadinya resesi. Ini menandakan, tekanan akan datang dari banyak sisi.
Daya Beli
Pengamat Ekonomi Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Abdul Muttalib menilai, dengan ditariknya sejumlah subsidi, bukan beban hidup masyarakat yang akan berat. Melainkan, daya beli masyarakat yang akan menurun akibat pencabutan atau pengurangan subsidi ini.