Kiprah di PLN
Saat menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PLN Rudiantara dan jajaran direksi mendapatkan sejumlah tugas dari Menteri BUMN saat itu yakni Sofyan Djalil untuk bisa bekerja cepat mengatasi berbagai masalah yang dihadapi PLN serta masalah kelistrikan nasional.
Salah satu tugas tersebut yakni mempercepat proyek pembangunan 10.000 Mega Watt (MW) untuk mengurangi penggunaan BBM, yang akan dilakukan dengan cara mempercepat masuknya gas ke pembangkit PLN.
Untuk mewujudkan hal itu PLN kemudian menjalankan sejumlah cara, antara lain menandatangani enam perjanjian kredit untuk mendanai pembangunan 13 pembangkit listrik tenaga uap yang tersebar di beberapa daerah.
Ke-13 pembangkit yang akan didanai dari kredit senilai Rp10 triliun tersebut adalah PLTU di Pacitan, Teluk Naga, Pelabuhan Ratu, Lampung, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat, Gorontalo, Sulawesi Utara, Kepulauan Riau, Sulawesi Tenggara, dan Labuan. Rudiantara mengatakan bahwa total kapasitas dari 13 PLTU ini mencapai 4.353 MW.
Selain itu PLN (Persero) juga melakukan penerbitan obligasi Rp1,5 triliun, yang di antaranya akan digunakan untuk membiayai proyek listrik 10.000 MW.
Selain itu PLN menargetkan dapat menandatangani pinjaman senilai 293 juta dolar AS, dana yang akan digunakan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pacitan, Jatim, yang berkekuatan 2 x 315 MW.
Proyek 10.000 MW terdiri dari 35 unit PLTU yakni 10 unit berkapasitas 7.490 MW di Jawa dengan pinjaman valas 3,827 miliar dolar AS dan rupiah Rp13,281 triliun.