
Sentuh Karakter
Kebijakan lainnya, penggantian sistem Ujian Nasional (UN) yang dimulai pada 2021 mendatang. Kebijakan mengalihkan UN menjadi asesmen, dilakukan berdasarkan survei dan diskusi dengan banyak orang tua, siswa, guru, dan kepala sekolah.
Sekadar catatan, dalam dunia pendidikan, asesmen atau assesment adalah kegiatan mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi data atau informasi tentang peserta didik dan lingkungannya. Hal ini untuk memperoleh gambaran tentang kondisi individu dan lingkungannya sebagai bahan untuk memahami individu dan pengembangan program layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan.
Saat ini, materi UN terlalu padat. Fokusnya cenderung mengajarkan menghafal, bukan kompetensi pelajaran. Belum lagi ini sudah menjadi beban stres bagi orang tua dan siswa.
“UN hanya menilai 1 aspek, yaitu yang kognitifnya. Bahkan nggak semua aspek kognitif kompetensi dites. Lebih banyak ke penguasaan materinya dan belum menyentuh karakter siswa,” ungkapnya.
UN 2020 pun tetap akan dijalankan sesuai dengan tahun sebelumnya. Akan tetapi, sistem itu harus menjadi yang terakhir. Dia ingin upaya penilaian via asesmen dan survei karakter yang nantinya fokus dilakukan semua sekolah.
Asesmen ini nantinya tak lagi dilakukan di akhir jenjang, melainkan di pertengahan jenjang. Alasanya agar sekolah dan guru bisa melakukan perbaikan terhadap siswa, sebelum mereka lulus ke jenjang berikutnya.
Pihaknya juga berupaya agar sistem penilaian UN tak lagi menjadi penilaian untuk tetap lanjut ke jenjang berikutnya. ”Bukan lagi bahasa, bukan mata pelajaran matematika, tapi kemampuan murid-murid menggunakan konsep itu untuk menganalisa sebuah materi,” jelas Nadiem.