“Ini upaya yang kami lakukan selama 4 tahun di KPK. Setelah ini, kami akan tetap bekerja untuk upaya pencegahan korupsi meskipun nantinya sudah tak lagi menjabat. Upaya melawan korupsi masih akan kami lakukan,” ungkapnya.
Meski melakukan penindakan, pihaknya juga tak mengesampingkan upaya pencegahan melalui pendampingan dan supervisi. Terutama di setiap pemerintah daerah, baik yang berkaitan dengan aset hingga pendapatan daerah.
Wakil Ketua KPK Laode Syarif mengatakan, selama empat tahun bekerja, tahun ini menjadi momen tersulit mereka. Semua serangan menggempur upaya pencegahan korupsi yang mereka lakukan. Upaya itu, salah satunya dengan mengganggu kerja-kerja KPK.
“Meski begitu, KPK tak menyerah. Kita terkesan dikepung, tetapi kami tetap kuat dan fokus bekerja. Masih banyak pekerjaan rumah. Meski nantinya sudah berubah secara signifikan nilai pencegahan korupsi tetap terjaga,” tambahnya.
Masa Induksi
Sementara itu, KPK terpilih Firli Bahuri menyambangi kantor lembaga antirasuah di Kuningan, Jakarta, kemarin. Kedatangannya guna melakukan pengenalan terhadap KPK secara kelembagaan jelang pelantikan dirinya sebagai pimpinan pada 20 Desember.
"Sesuai dengan kesepakatan semua pimpinan KPK periode 2019-2023 bahwa kami berlima lebih ingin dekat dengan KPK," ujar Firli.
Firli menjelaskan, dalam rangkaian kegiatan yang disebutnya sebagai masa induksi tersebut, kelima pimpinan KPK terpilih melakukan pertemuan dengan pimpinan yang akan demisioner.
Membahas mengenai organisasi, program, hingga tugas pokok dan fungsi (tupoksi) pimpinan KPK menyangkut pemberantasan korupsi. "Sudah pasti kita kan ingin bagaimana melaksanakan tugas pokok di KPK nanti dalam rangka pemberantasan korupsi," tuturnya.