Kebijakan lainnya adalah konversi minyak tanah ke LPG. Kebijakan ini mendapat apresiasi banyak negara atas suksesnya program konversi minyak tanah ke LPG. Konversi minyak tanah juga menyelamatkan Indonesia dari membengkaknya subsidi minyak tanah akibat naiknya harga minyak dunia.
Selanjutnya, kebijakan Bantuan Langsung Tunai (BLT). BLT mampu diterapkan di tengah kenaikan harga BBM. BLT juga mampu diterapkan dalam waktu singkat, menepis anggapan banyak pihak bahwa penerapan BLT perlu persiapan panjang.
Terakhir, pembangunan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar. Pembangunan bandara tersebut tak lepas dari dorongan M Jusuf Kalla, bahwa Indonesia mampu membangun bandara secara mandiri. Bandara Sultan Hasanuddin menjadi awal pembangunan bandara-bandara indonesia secara mandiri dari sisi finansial, desain, konstruksi, dan relatif murah.
Rektor ITB Kadarsah Suryadi mengatakan, bagi ITB penganugerahan Doktor Kehormatan ini memiliki arti tersendiri yang sangat besar, terutama karena berkesempatan memberikannya kepada putra terbaik bangsa yang telah mendedikasikan kehidupannya bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Dalam sambutannya, Prof. Kadarsah mengemukakan bahwa Indonesia akan mendapatkan bonus demografi pada tahun 2030-2040, yaitu Indonesia akan memiliki jumlah penduduk usia produktif (berusia 15 – 64 tahun) lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif (berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun).
Berkaitan dengan bonus demografi tersebut, perlu mempersiapkan segalanya agar usia produktif dari sebagian besar bangsa ini bukan hanya merupakan potensi saja tetapi benar-benar merupakan bangsa yang memiliki produktivitas tinggi. "Saya berharap agar penganugerahan gelar Doktor Kehormatan kepada Dr (HC) M Jusuf Kalla ini menjadi awal dari gerakan nasional produktivitas dalam rangka menyongsong bonus demografi," ujarnya. (rls/aci)