Kerdipan Asabri

  • Bagikan

Mereka ini seharusnya bekerja untuk Asabri --yang mengontraknya. Tapi kok jadinya Asabri yang justru kehilangan 10 triliun rupiah.

Maka perlu diteliti siapa mereka itu. Meski resminya independent tapi mereka itu bisa dibaca: terkait dengan siapa.

Nah, dari 17 lembaga manajemen investasi itu ternyata hanya empat yang tidak terkait dengan Bentjok dan HaHa.

Sebagian besar lainnya ternyata terafiliasi dengan kedua nama konglomerat itu.

Di Jiwasraya lebih parah lagi. Dari 15 perusahaan manajemen investasi hanya satu yang tidak terkait dengan Bentjok dan HaHa.

Mereka memang ahli dalam goreng-menggoreng saham. Yang di pasar modal hal itu legal --sepanjang tidak ada yang dilanggar.

Salah satu hobi mereka memang adalah ini: mencari lubang --di mana saja kelemahan peraturan di pasar modal.

Dan mereka bisa menemukan lubang itu --berarti mereka memang jago dalam mencari lubang yang empuk.

Mereka pun tahu: pasti ada pihak yang hangus dalam proses penggorengan itu.

Itu pun salah yang hangus itu sendiri --mengapa masuk wajan penggorengan.

Hanya kali ini yang hangus itu Asabri --yang punya kemampuan mengedipkan mata.

Maka mau tidak mau bubur itu harus bisa dijadikan nasi lagi.

Mungkin uang Asabri itu sudah menjadi tanah --menjadi aset perusahaan Bentjok atau HaHa.

Saya dengar mereka takut juga dengan kerdipan itu. Mereka pun sudah menyanggupi untuk menyelesaikannya.

Salah satunya dengan cara menyerahkan tanah di Serpong --tepatnya di Maja.

Kali ini Bentjok dan HaHa benar-benar kena batunya.

Kalau itu yang terjadi, memang, Asabri terselamatkan. Memang belum akan segera mendapat uang. Tapi setidaknya tidak jadi hangus.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan