”Bapak Presiden sudah memerintahkan agar evakuasi WNI di Provinsi Hubei dilakukan segera,’’ kata Retno setelah bersama sejumlah menteri menemui presiden di Lanud Halim Perdanakusuma.
Misi evakuasi akan menggunakan pesawat sipil Lion Air jenis Airbus 330 dengan pertimbangan efisiensi waktu dan kecepatan. Cukup satu pesawat sudah bisa melakukan direct flight dan sekali angkut. Sepuluh personel TNI akan dilibatkan untuk pengamanan.
Menurut sumber Jawa Pos (grup fajar.co.id), WNI dijemput pada 1 Februari dan dijadwalkan tiba di tanah air esok harinya (2/2). ”Ada dua skenario landing di Bandara Halim Perdanakusuma atau Bandara Kertajati dengan tempat penampungan atau karantina di Asrama Haji Kertajati atau Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta,” tuturnya. Jika ada yang bergejala seperti demam, batuk, dan sakit tenggorokan, penderita itu diisolasi.
Sumber tersebut menyebutkan, ada tiga rumah sakit yang disiapkan. Yakni, Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, RSPAD Gatot Soebroto, serta RS Persahabatan. ”Diskenariokan kedatangan Minggu, 2 Februari, dengan JT A330. Ada medical team onboard dari unsur kesehatan TNI,” ungkapnya.
Pernyataan tersebut diperkuat dengan paparan Direktur Keamanan Penerbangan Kemenhub Muhammad Alwi di Forum Merdeka Barat (FMB) 9 kemarin. Dia menyatakan bahwa berdasar rapat di Kementerian Luar Negeri belum lama ini, Ditjen Perhubungan Udara telah menyiapkan dua opsi untuk evakuasi. Pertama, menggunakan Lion Air B737-900 ER sebanyak tiga unit. Kedua, menggunakan Batik Air A330-300 sebanyak satu unit.