Dalam opsi saat ini, Kemenlu akan bekerja sama dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok. Mereka sedang mematangkan proses eksekusinya. ”Misalnya, apakah mereka sewa mobil disopiri, kemudian ditentukan bertemu di Wuhan.”
Selain itu, kesiapan di dalam negeri menjadi fokus pemerintah. Jika sudah masuk ke Indonesia, para WNI tersebut tidak bisa langsung berbaur. Mereka harus dikarantina. Australia, kata dia, bahkan menyiapkan pulau khusus untuk karantina warganya yang kembali dari Wuhan. Mereka ditempatkan di Christmas Island untuk diisolasi selama 2 x 14 hari. ”Ini kan tidak semata-mata membawa warga pulang, membaur. Tapi, juga ada proses karantina,” tutur Desra.
Desra meluruskan beberapa hal soal anggapan bahwa pemerintah tidak serius dalam memulangkan WNI yang saat ini terisolasi di Wuhan. Dia menegaskan, sejak terjadi outbreak, Kemenlu sudah memiliki opsi evakuasi. ”Evakuasi sudah diperhitungkan. Kami sudah buat contingency plan,” jelasnya.
Ditemui dalam kesempatan yang sama, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto membenarkan soal opsi penggunaan pesawat sipil untuk proses evakuasi WNI dari Wuhan. Hal itu sepenuhnya menjadi pertimbangan pihak Kemenlu. ”Tapi, TNI juga diminta untuk menyiagakan pesawat dan medis,” ujarnya.
Ada dua pesawat jenis Boeing dan satu pesawat Hercules yang telah stand by. ”Tinggal menunggu komando kapan berangkat. Kapan Ibu Menlu butuh bantuan, kami siap,” sambungnya.
Dari sisi medis, pihaknya telah menyiapkan tenaga dan sejumlah peralatan sejak lima hari lalu. Mulai baju pelindung hingga alat pemeriksa suhu tubuh.