Menurut Tunggul, terdapat kasus khusus di mana pasien yang diagnosis hipertensinya meragukan, misalnya pre hypertension atau border-line hypertension, white-coat hypertension (tekanan darah tinggi bila diukur di klinik) atau masked hypertension (tekanan darah justru tinggi bila di luar klinik/di rumah).
Data penelitian PERHI tahun 2017 menunjukkan bahwa 63 persen pasien yang sedang diobati hipertensi tidak terkontrol. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pasien hipertensi tidak terobati secara optimal oleh berbagai faktor. PTDR juga dapat meningkatkan tingkat kepatuhan pasien.
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa PTDR mempunyai nilai prognostik yang lebih baik dibandingkan dengan pemeriksaan tekanan darah di klinik. Data survei PERHI yang dilakukan pada dokter-dokter menunjukkan bahwa sebagian besar dokter (95 persen) sudah menganjurkan PTDR, namun tidak ada keseragaman dalam metode pengukuran maupun frekuensi pengukuran tekanan darah.
Hal senada ditegaskan Ketua Panitia 14th Scientific Meeting of InaSH 2020 dr. Ekawati Dani Yulianti, Sp.S. Menurutnya masyarakat harus memeriksakan tekanan darah ke fasilitas kesehatan sedini mungkin, agar tekanan darah dapat dikendalikan dan komplikasi yang dapat membuat cacat dan kematian dapat dicegah sedini mungkin.
Harus dipahami bahwa sebagian besar hipertensi bukan merupakan penyakit yang dapat disembuhkan total dan tujuan pengobatan dan tatalaksana adalah mengendalikan tekanan darah untuk mencegah komplikasi agar dapat menjalani hidup yang bahagia dan berkualitas. Untuk mencapai sasaran tersebut di samping pengobatan yang teratur, juga menerapkan gaya hidup yang sehat.