Kemelut Malaysia Berefek ke Sulsel

  • Bagikan

Koaliasi PH memang dipimpin Mahathir dengan menggandeng Anwar Ibrahim. Pada Pemilu Malaysia 2018, Pakatan Harapan bisa mengakhiri dominasi koalisi Barisan Nasional yang dipimpin Partai UMNO yang berkuasa selama 60 tahun.

"Mayoritas publik Malaysia sebenarnya masih pro-Mahathir. Bisa meruntuhkan kejayaan perdana menteri saat itu Najib Razak," terangnya.

Kemelut politik Malaysia pun diharap tidak berkepanjangan. Kata Darwis, efeknya bisa saja merembet ke sektor sosial hingga ekonomi. Termasuk ke Indonesia sebagai negara tetangga dan serumpun.

"Sulsel juga tentu terdampak. Kita punya TKI di sana. Belum lagi kita ada kerja sama dagang, ekspor Sulsel ke Malaysia juga ada. Kita harap kemelut politik cepat mereda," harapnya.

RI-Malaysia Renggang

Pengamat HI Unhas, Partice Lumumba mengatakan, mundurnya Mahathir Mohamad sebagai PM Malaysia membawa kekecewaan berat terhadap Anwar Ibrahim. Pasalnya, Mahatir dengan berani membentuk koalisi baru.

"Ternyata Mahathir membentuk semacam koalisi baru. Pakatan Harapan dan melibatkan UMNO, partainya Najib yang ditangkap," kata Patrice, malam tadi.

Patrice menilai, apa yang dilakukan Mahathir ini adalah permainan politik kotor. Kata dia, dari awal memang sudah ada kecurigaan saat Mahathir mulai menjabat sebagai PM Malaysia.

"Jadi dari awal sebenarnya ketika istrinya Najib dijadikan timpalan atau Wakil Perdana Menteri itu memang sudah ada semacam kecurigaan bahwa bukan Anwar Ibrahim yang mewarisi," terangnya.

Padahal, ada kesepakatan untuk saling roling dengan Anwar Ibrahim saat pemilu dulu. "Jadi dua tahun Mahathir dan dua tahun Anwar Ibrahim. Tetapi ternyata lain. Bukan diestafet dengan Anwar Ibrahim, tetapi membentuk koalisi lain," papar Patrice.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan