“Anakku sebelumnya gak berkutik tapi diancam sama ayahe. Kalau sampai sekongkol membela Mama, akan diputus biaya sekolahnya. Tapi akhire ya gak tega sama Mamae,” lanjutnya suatu siang di Pengadilan Agama (PA) Klas 1A Surabaya.
Setelah kabur itu, barulah Karin move on. Ia hubungi Donwori. Ia sampaikan dengan atau tanpa persetujuannya, Karin akan mengurus cerai. Ia tak sudi tinggal dengan laki-laki gila yang tega mengunci istrinya sendiri ini. Perceraian ini sudah mengantongi izin dari anak-anaknya.
Karin mengatakan, sebelum tragedi penyekapan ini, hubungan rumah tangganya dengan Donwori memang sudah cukup renggang. Karin sendiri tidak cerita jelas apa penyebabnya. Tapi, katanya ia sudah cukup lama pisah ranjang dengan Donwori. Nah, di sela-sela kerenggangan hubungan ini, Karin didekati dengan seorang laki-laki.
Belum, belum sampai ketemuan atau “tidur bersama” laiknya pasangan selingkuh. Yang Karin lakukan hanyalah teleponan dari pagi hingga malam. Ia juga tak sungkan berkirim pesan mesra bin jorok pada kekasihnya. Tak masalah, pikirnya. Toh suami sudah cuek bebek, pikirnya lagi.
Eh, rupanya, melihat Karin yang sibuk dengan kekasih barunya membuat Donwori panas. Ia sempat menumpahkan amukannya ke Karin. Memukul wajah Karin hingga berdarah sebelum mengurungnya berhari-hari ini.
Atas perbuatan-perbuatannya ini, Karin bakalan menuntut Donwori. Ya paling tidak bisa membawa serta haknya selama ini. Dimana ia membantu Donwori berdagang siang malam tanpa digaji. “Aku lek gak kunu (Donwori, Red) aneh-aneh disikan, aku ya gak akan selingkuh,” pungkas Karin yang mengaku diselingkuhi duluan oleh Donwori. (*/opi)