Indonesia, kata dia, tidak memilih secara sewenang-wenang hanya satu atau dua parameter SDGs hanya untuk menyamarkan kehancuran nyata yang terjadi.
Sebaliknya, Indonesia menilai kebijakan energi terbarukan EU yang hanya berdasarkan satu atau dua target, tidak tepat karena tidak menggunakan parameter yang menyeluruh, objektif, komprehensif, dan diakui internasional.
“Indonesia hanya akan menerima perlakuan adil atas isu ini, karena pengembangan minyak nabati sesungguhnya harus memenuhi seluruh parameter SDGs. Selain dari itu tidak dapat diterima karena diskriminatif,” kata Mahendra. (ant/jpnn/fajar)