Kasus Corona Meningkat 227 Penderita, Nilai Tukar Rupiah Ambles

  • Bagikan

Menurut Hans, untuk menyelamatkan pasar modal Indonesia, dibutuhkan peran investor lokal. Diharapkan, mereka tidak ikut-ikutan latah menjual saham. Yang harus dilakukan adalah tetap tenang. Seharusnya momentum saat ini dimanfaatkan untuk belanja saham. Memetakan emiten yang memiliki kinerja cemerlang untuk membeli saham mereka.

’’Ketika nanti harganya kembali naik, saham bisa dijual. Pengalaman saya di setiap krisis selalu mendatangkan keuntungan,’’ ungkap pria yang juga menjabat direktur PT Anugerah Mega Investama tersebut.

Sementara itu, ekonom Indef Bhima Yudhistira Adhinegara memprediksi kondisi pelemahan rupiah saat ini berlangsung hingga beberapa waktu ke depan. Prediksi itu didasarkan pada beberapa kondisi yang terus memicu sentimen negatif.

Bhima menyebut kebijakan Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) yang kembali menerapkan program quantitative easing (QE) sebagai salah satu faktor pemicu pelemahan nilai tukar. Sebagaimana diketahui, AS kembali menerapkan QE senilai USD 700 miliar. QE adalah kebijakan moneter nonkonvensional yang dipakai bank sentral untuk mencegah penurunan suplai uang saat kebijakan moneter standar mulai tidak efektif.

“Nah, QE ini dilakukan ketika kondisi mendekati resesi. Ini nggak beresnya di situ. Jadi, kondisi ini persis seperti (krisis) 2008–2009, kondisi yang sedang nggak bagus,” ujarnya. (bs-jpnn)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan