Informasi yang saya peroleh dari Tiongkok: kapasitas produksi peralatan tes di sana, sekarang ini, mencapai 1,6 juta set sehari. Sekali lagi, sehari.
Kapasitas seperti itu yang tidak ada ketika awal-awal Tiongkok diserang wabah. Kini mereka sendiri sudah tidak perlu jumlah yang banyak. Mereka bisa sepenuhnya ekspor. Termasuk ekspor masker dan baju pelindung bagi dokter/perawat secara besar-besaran.
Dari segi ketersediaan fasilitas di pasar internasional kita diuntungkan. Saya sendiri sangat ingin melakukan tes Covid. Saya adalah orang yang rawan terkena virus.
Saya berada di kategori semua golongan yang rawan: saya tua, saya banyak di kerumunan, tiap hari saya minum obat justru untuk menurunkan kekebalan tubuh saya.
Tapi saya tahu kemampuan tes di RS kita sangat terbatas. Saya juga belum termasuk yang mendesak untuk tes: tidak ada tanda-tanda terkena Covid-19.
Biarlah peralatan tes itu lebih diprioritaskan untuk mereka yang lebih membutuhkan. Yakni mereka yang sudah jelas ada tanda yang kuat --meskipun banyak juga yang terkena Covid-19 tanpa ada tanda-tanda. Yang tanpa tanda itulah yang merasa aman. Beredar ke mana-mana. Menjadi penular.
Maka saya pribadi memutuskan untuk mengirim WA ke anak saya. Bunyinya begini:
”Abah akan lakukan tes hematologi darah lengkap untuk melihat leukosit dan limfosit. Jika leukosit dan limfosit Abah tinggi, berarti Abah harus mulai curiga. Kalau rendah, ok.
Kalau tinggi Abah akan lanjut CT scan paru-paru. Untuk melihat apakah ada bercak atau tidak. Kalau tidak, ok. Kalau ada bercak barulah berusaha lanjut ke tes Covid. Itu untuk kehati-hatian.